Ambil rapot

Gilak, gue akuin SMA itu emang masa-masa paling gak berasa. Seinget gue, baru aja tahun kemarin gue daftar buat masuk ke SMA yang lokasinya gak jauh dari rumah gue. Alasan bokap nyokap kekeh banget supaya gue masuk ke SMA tersebut adalah:

1. Supaya gue bisa dipantau.

2. Ngirit ongkos.

3. Apabila ada barang yang ketinggalan, gue tinggal ijin lalu jalan kaki menuju rumah.

4. Bokap/nyokap gak harus buru-buru setiap ada pengambilan rapot karena rumah dan sekolah jaraknya berdekatan.

Intinya, gue emang masuk ke SMA yang mereka inginkan. Hingga saat ini.....

Setahun yang lalu gue ambil rapot dengan wali kelas guru penjurusan ekonomi, ibu Rasmi. Rambutnya bondol, berkacamata, kulitnya putih, badan tidak kurus, dan dia orang batak. Yang baiknya cuma sama anak-anak pintar dan intonasi nada ketika dia berbicara yang khas, dan kemarahannya adalah ancaman bagi siswa yang sedang diajarnya. Hasil dari rapot yang gue terima saat itu adalah gue naik ke kelas XI, dan gue masuk ke jurusan ipa. Itu kejadiannya udah setahun yang lalu. Beda cerita lagi sama besok.....

Besok, gue 'akan' ambil rapot dengan wali kelas guru penjurusan biologi, ibu Obing. Berkacamata, rambutnya tidak bondol, gak tau juga sih gue cuma memperkirakan rambutnya sepundak. Dia berkerudung, suka ngunyah kacang kemana-mana. Guru yang baik dan ramah, walau kadang harus narik urat ngobrol sama ibu guru yang satu ini, kadang jawaban dari pertanyaan anak muridnya tidak sesuai harapan. Dan dia dermawan akan nilai untuk anak-anaknya. Yang hasil dari rapot tersebut, masih jadi pertanyaan besar buat gue.....

Semoga kelas gue naik semua. Semoga angkatan gue gak ada yang veter. Amin.....

Comments

Popular Posts